Jumat, 09 Mei 2025

Menghitung Untung-Rugi Integrasi QRIS dengan Proyek NEXUS BIS

Integrasi QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) ke dalam Proyek Nexus yang dikoordinasikan oleh Bank for International Settlements (BIS) dan Swiss memiliki implikasi strategis bagi sistem pembayaran Indonesia. Proyek Nexus bertujuan untuk menyatukan sistem pembayaran instan antarnegara, memungkinkan transaksi lintas batas yang lebih cepat, murah, dan efisien. 

Keuntungan Integrasi QRIS ke dalam Proyek Nexus

  1. Standardisasi Infrastruktur Pembayaran Global
    Dengan bergabung dalam Nexus, QRIS dapat terhubung langsung dengan sistem pembayaran instan negara lain melalui satu koneksi standar. Hal ini mengurangi kebutuhan akan integrasi bilateral yang kompleks dan mempercepat adopsi pembayaran lintas negara.

  2. Efisiensi Biaya dan Waktu
    Nexus memungkinkan transaksi lintas negara diselesaikan dalam hitungan detik, 24/7, sepanjang tahun. Ini mengurangi biaya operasional dan meningkatkan efisiensi bagi pelaku usaha dan konsumen.

  3. Mendorong Penggunaan Mata Uang Lokal
    Integrasi ini mendukung inisiatif ASEAN untuk meningkatkan transaksi menggunakan mata uang lokal, mengurangi ketergantungan pada dolar AS, dan memperkuat stabilitas ekonomi regional.

  4. Peningkatan Akses bagi UMKM
    UMKM di Indonesia dapat lebih mudah mengakses pasar internasional dengan biaya transaksi yang lebih rendah dan proses yang lebih sederhana, memperluas peluang bisnis mereka.

Tantangan dan Potensi Kerugian

  1. Ketergantungan pada Infrastruktur Global
    Integrasi ke dalam sistem global seperti Nexus dapat meningkatkan ketergantungan pada infrastruktur dan kebijakan yang ditentukan oleh entitas internasional, yang mungkin tidak selalu sejalan dengan kepentingan nasional.

  2. Risiko Keamanan dan Privasi Data
    Transaksi lintas negara melalui platform global meningkatkan risiko keamanan siber dan potensi pelanggaran privasi data, terutama jika standar keamanan tidak seragam di semua negara peserta.

  3. Kompleksitas Regulasi
    Perbedaan regulasi antarnegara dapat menimbulkan tantangan dalam implementasi dan operasionalisasi sistem pembayaran lintas batas, memerlukan koordinasi yang intensif antarotoritas.

  4. Persaingan dengan Sistem Pembayaran Domestik
    Integrasi ke dalam Nexus dapat memunculkan persaingan antara sistem pembayaran domestik dan internasional, yang mungkin mempengaruhi keberlanjutan dan kemandirian sistem seperti QRIS.

Konsep dan Implementasi

  • Konsep: Nexus dirancang untuk menjadi platform penghubung antar sistem pembayaran instan domestik, memungkinkan interoperabilitas dan efisiensi dalam transaksi lintas negara.

  • Implementasi: Bank Indonesia, bersama dengan bank sentral dari Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand, bekerja sama dalam Proyek Nexus untuk mengintegrasikan sistem pembayaran mereka, termasuk QRIS, ke dalam platform ini. 

Perbandingan dengan Sistem Lain

  • QRIS: Fokus pada transaksi domestik dengan integrasi beberapa sistem pembayaran lokal.

  • Nexus: Menargetkan interoperabilitas global antar sistem pembayaran instan, memungkinkan transaksi lintas negara yang lebih efisien.

Kesimpulan

Integrasi QRIS ke dalam Proyek Nexus menawarkan peluang besar untuk meningkatkan efisiensi dan jangkauan sistem pembayaran Indonesia di kancah internasional. Namun, penting untuk mempertimbangkan tantangan yang mungkin timbul, terutama terkait dengan keamanan, regulasi, dan kemandirian sistem pembayaran domestik. Strategi yang matang dan koordinasi yang erat antar pemangku kepentingan diperlukan untuk memaksimalkan manfaat dan memitigasi risiko dari integrasi ini.

Besar mana keuntungan dan kerugiannya, dibanding QRIS jalan sendiri ?

A. QRIS Bergabung dalam Proyek Nexus (Multilateral Integration)

Keuntungan Utama:

  1. Efisiensi Lintas Negara:

    • Biaya transaksi lintas negara turun drastis.

    • Proses real-time 24/7, tanpa perlu perantara seperti SWIFT.

  2. Interoperabilitas Global:

    • Langsung terhubung ke sistem pembayaran instan lain (DuitNow Malaysia, PayNow Singapura, dll).

    • Mempermudah WNI di luar negeri dan turis asing.

  3. Dukungan dari BIS dan Bank Sentral Dunia:

    • Memperkuat posisi QRIS dalam arsitektur keuangan global.

  4. Dampak Ekonomi dan Digitalisasi:

    • UMKM bisa ekspor lebih mudah.

    • Dorong local currency transaction (LCT), kurangi ketergantungan USD.

  5. Penguatan Daya Saing Sistem Pembayaran Indonesia:

    • QRIS jadi bagian dari jaringan global, bukan pemain pinggiran.

Kerugian Potensial:

  1. Ketergantungan pada Standar Global:

    • Indonesia punya ruang gerak terbatas jika aturan ditentukan Nexus/BIS.

  2. Isu Keamanan dan Perlindungan Data:

    • Resiko kebocoran data lintas negara lebih tinggi.

  3. Dominasi Negara Besar:

    • Negara ekonomi kuat (misal Singapura) bisa lebih diuntungkan dari sistem multilateral ini.

  4. Biaya Implementasi dan Kesiapan Teknologi Lokal:

    • Tidak semua pemain domestik siap infrastruktur dan compliance-nya.


B. QRIS Jalan Sendiri (Strategi Nasional / Bilateral)

Keuntungan Utama:

  1. Kedaulatan dan Kendali Penuh:

    • Semua standar, sistem, dan data diatur Indonesia tanpa intervensi.

  2. Fleksibilitas Diplomasi Bilateral:

    • Bisa selektif pilih mitra berdasarkan kepentingan strategis.

  3. Keamanan Data Lebih Terjaga:

    • Tidak banyak keluar ke sistem luar negeri.

  4. Lebih Fokus ke Penguatan Domestik:

    • QRIS bisa dimaksimalkan untuk inklusi keuangan dalam negeri.

Kerugian Potensial:

  1. Koneksi Lintas Negara Terbatas:

    • Harus buat perjanjian satu-satu (bilateral), lambat dan mahal.

  2. Tidak Skalabel Secara Global:

    • Jika negara lain bergabung ke Nexus, QRIS bisa tertinggal.

  3. Kurang Efisien untuk Wisata dan Perdagangan Internasional:

    • Pelaku usaha, WNI di luar negeri, dan turis tidak mendapat manfaat langsung.

  4. Tantangan dari Kompetitor Global:

    • Sistem dari Alipay, WeChat, VisaNet, dll bisa lebih dominan.


Perbandingan Akhir: Mana Lebih “Besar” Keuntungannya?

AspekBergabung NexusJalan Sendiri
Efisiensi GlobalTinggiRendah
Kedaulatan SistemRendah (terbagi)Tinggi
Skalabilitas InternasionalSangat tinggiTerbatas
Keamanan DataRisiko lebih besarLebih aman
Biaya & Kompleksitas AwalTinggi (infrastruktur global)Rendah (kontrol lokal)
Inovasi & PersainganKompetitif, adaptif terhadap globalLebih stabil tapi bisa stagnan

Kesimpulan Strategis:

  • Jika tujuan utamanya ekspansi internasional, efisiensi, dan daya saing globalbergabung dengan Nexus lebih menguntungkan.

  • Jika prioritasnya adalah kedaulatan sistem, perlindungan data, dan kendali penuhjalan sendiri lebih aman, tapi terbatas dalam jangka panjang.

Pilihan terbaik: Kombinasi strategi hybrid: QRIS tetap dikuatkan domestik dan regional (ASEAN), namun selektif masuk Nexus dengan pengamanan nasional yang kuat.

Berikut adalah strategi implementasi hybrid QRIS dalam konteks integrasi domestik dan global secara teknis dan kebijakan, disusun secara terstruktur, terpadu, sistematis, dan komprehensif:


I. KERANGKA STRATEGIS IMPLEMENTASI HYBRID

Definisi Strategi Hybrid:
Memadukan kekuatan integrasi QRIS domestik dan bilateral di regional (ASEAN, Asia Timur), sambil terlibat selektif dalam proyek multilateral seperti Nexus BIS, dengan tetap menjaga kedaulatan sistem dan data.


II. KOMPONEN STRATEGIS UTAMA

1. Pilar Teknis

a. Arsitektur Teknologi Dua Lapisan

  • Lapisan 1: Domestik & Regional (Indonesia Core QRIS Infrastructure)

    • QRIS nasional tetap dikembangkan sebagai centralized switch.

    • Tetap menjamin konektivitas antara PSP, bank, dan e-wallet lokal.

    • Perluasan ke LCT (Local Currency Transaction), integrasi dengan BI-FAST, SNAP API, dan GPN (Gerbang Pembayaran Nasional).

  • Lapisan 2: Gateway Internasional (Interlink Nexus-Compatible)

    • Membangun interoperable gateway yang terpisah secara logis dari sistem nasional.

    • Fungsi: menghubungkan ke Nexus BIS melalui protokol khusus (ex: ISO 20022, GPI, API Nexus).

    • Gunakan metode tokenisasi untuk melindungi data pengguna domestik saat lintas negara.

b. Keamanan Siber & Data (Data Residency)

  • Data pengguna tetap disimpan di Indonesia (mengikuti PP 71/2019 & UU PDP 2022).

  • Enkripsi dua lapis (di sisi QRIS & gateway Nexus).

  • Sistem pemantauan transaksi lintas negara menggunakan AI + behavioral fraud detection.


2. Pilar Kebijakan & Regulasi

a. Kebijakan Selektif Partisipasi Global

  • QRIS hanya terhubung ke negara Nexus yang:

    • Mempunyai kerja sama bilateral aktif (misal: Singapura, Malaysia, Thailand).

    • Menjamin reciprocity perlindungan data dan nilai tukar stabil.

  • BI dan OJK tetap mengawasi aktivitas QRIS lintas batas melalui jalur pelaporan khusus (BOP & AML-CFT).

b. Legal & Governance Structure

  • Buat lembaga khusus: "QRIS International Gateway Authority (QIGA)", semi-otonom di bawah BI.

  • Tugas QIGA:

    • Mengatur teknis gateway Nexus.

    • Audit keamanan.

    • Verifikasi mitra luar negeri dan integrasi.

c. Insentif & Regulasi

  • Berikan insentif bagi PSP dan fintech yang mengadopsi protokol Nexus gateway.

  • Dorong penyusunan regulasi sandbox lintas negara, agar inovasi tetap dinamis namun terukur.

  • Tetapkan tarif lintas negara (MDR, currency conversion fee) melalui regulatory cap agar kompetitif.


3. Pilar Ekonomi & Sosial

a. Inklusi UMKM & Pariwisata

  • Libatkan QRIS Nexus di wilayah perbatasan (Kalimantan – Malaysia, Batam – Singapura).

  • Perluas QRIS ke remitansi pekerja migran (PMI) di luar negeri dengan biaya murah real-time.

  • UMKM ekspor bisa menerima pembayaran langsung via QRIS dengan konversi otomatis.

b. Edukasi dan Literasi

  • Kampanye nasional tentang cross-border QRIS agar pengguna paham mekanisme dan keuntungannya.

  • Pelatihan pelaku usaha di sektor wisata dan ekspor-impor.


III. TAHAPAN IMPLEMENTASI HYBRID (Roadmap 2025–2030)

TahapWaktuFokus
12025Pemetaan infrastruktur teknis & hukum. Uji coba bilateral.
22026Implementasi Gateway QRIS-Nexus terbatas (5 negara).
32027–2028Ekspansi regional, regulasi sandbox lintas negara.
42029Interoperabilitas penuh via Nexus dengan standar lokal.
52030Evaluasi sistem dan penguatan peran global QRIS.

IV. PERBANDINGAN: HYBRID VS FULL NEXUS / FULL NASIONAL

AspekHybrid QRISFull NexusNasional Saja
Kedaulatan SistemMenengah-TinggiRendahTinggi
Efisiensi InternasionalTinggi (terkontrol)Sangat TinggiRendah
Fleksibilitas DiplomasiTinggiRendah (terikat konsorsium)Tinggi
Keamanan DataTinggi (gateway terpisah)Menengah-RendahSangat Tinggi
SkalabilitasTinggiSangat TinggiTerbatas
Ketergantungan GlobalTerkelolaTinggiRendah

V. PENUTUP: REKOMENDASI STRATEGIS

Strategi hybrid memungkinkan:

  • Indonesia memimpin regionalisasi sistem pembayaran (di ASEAN, Indo-Pasifik).

  • Tetap menjaga keamanan nasional dan integritas data.

  • Mendapat manfaat ekonomi dan diplomatik dari Nexus BIS tanpa kehilangan kendali.

Analoginya seperti Garuda: mengepakkan dua sayap: satu di dalam negeri, satu di langit global — namun tetap bertumpu pada tanah sendiri.


Diagram arsitektur sistem Hybrid

CONTOH Whitepaper Kebijakan Implementasi Sistem Pembayaran QRIS Hybrid melalui Integrasi denganNEXUS SWIFT

Rancangan awal whitepaper kebijakan resmi untuk Implementasi Sistem Pembayaran QRIS Hybrid melalui Integrasi dengan NEXUS SWIFT. Dokumen ini bersifat struktural dan dapat dikembangkan menjadi kebijakan resmi untuk Bank Indonesia, regulator regional, atau otoritas keuangan lain.


WHITEPAPER KEBIJAKAN

Implementasi Sistem Pembayaran Hybrid QRIS dan NEXUS SWIFT

1. Ringkasan Eksekutif

Whitepaper ini mengusulkan kebijakan nasional untuk mengadopsi pendekatan hybrid dalam integrasi QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) dengan platform pembayaran lintas negara NEXUS milik SWIFT. Pendekatan ini bertujuan memperkuat interoperabilitas sistem pembayaran domestik dan global secara aman, efisien, dan inklusif.


2. Latar Belakang dan Konteks

  • QRIS telah menjadi standar nasional pembayaran digital Indonesia sejak 2019.

  • NEXUS dikembangkan oleh SWIFT sebagai kerangka interoperabilitas antar sistem pembayaran real-time lintas negara.

  • Tantangan utama sistem domestik berjalan sendiri: keterbatasan jangkauan global, fragmentasi integrasi bilateral, dan efisiensi yang menurun pada skala besar.

  • Solusi: Pendekatan hybrid yang menggabungkan keunggulan kontrol nasional dan konektivitas global.


3. Tujuan Kebijakan

  • Meningkatkan inklusi keuangan lintas negara.

  • Menjamin keberlanjutan ekosistem QRIS secara global.

  • Menciptakan sistem pembayaran lintas negara yang efisien, murah, dan andal.

  • Menjaga kedaulatan data dan kontrol sistem domestik.


4. Prinsip Dasar

  • Hybrid Architecture: QRIS tetap sebagai sistem inti domestik, terhubung melalui gateway ke platform NEXUS.

  • Federated Governance: Tata kelola multi-level antara BI, anggota ASEAN, dan SWIFT.

  • Data Sovereignty: Proteksi data pengguna Indonesia diatur oleh hukum nasional.

  • Agility and Compliance: Penyesuaian terhadap ISO 20022, FATF, AML-CFT, dan kebijakan domestik.


5. Strategi Implementasi

5.1. Tahapan Implementasi

  • Fase 1 – Integrasi Gateway (2025):

    • Pembangunan NEXUS-QRIS Gateway oleh BI & ASPI.

    • Penyesuaian protokol komunikasi & API.

  • Fase 2 – Pilot Bilateral/Multilateral (2026):

    • Uji coba dengan Singapura, Malaysia, dan Thailand.

    • Pengukuran latensi, throughput, efisiensi biaya.

  • Fase 3 – Operasional Penuh & Ekspansi (2027–2028):

    • Ekspansi ke mitra global NEXUS (misal: India, UEA).

    • Penyesuaian pada pengawasan lintas yurisdiksi.

5.2. Pilar Teknis

  • Arsitektur Sistem Hybrid (lihat diagram):

    • Front-end: Merchant/consumer QR scanner (QRIS-compatible).

    • Mid-layer: QRIS Core, Switching Engine, Risk Engine.

    • Interlink: Nexus Gateway Module + Settlement Agent (LPS/BI).

    • Back-end: NEXUS Hubs dan mitra luar negeri (GPI/SWIFTNet).

  • Keamanan dan Kepatuhan:

    • Protokol E2EE, compliance ISO 27001, monitoring AML real-time.

  • Infrastruktur Pendukung:

    • Cloud-native modular infrastructure, sandbox pengujian, dan koneksi DRC.


6. Kebijakan Tata Kelola

  • Otoritas Nasional: Bank Indonesia tetap regulator utama.

  • Kerja Sama Internasional: Partisipasi dalam NEXUS Governance Forum.

  • Standardisasi: Adopsi ISO 20022 dan harmonisasi KYC antar negara.

  • SOP & SLA: Ditetapkan bersama mitra untuk waktu settlement, dispute handling, dan keamanan.


7. Analisis Keuntungan dan Risiko

Keuntungan

  • Biaya transaksi lintas negara lebih rendah.

  • Kecepatan dan efisiensi tinggi.

  • Akses UMKM Indonesia ke pasar global meningkat.

  • Posisi strategis Indonesia dalam arsitektur keuangan ASEAN & global.

Risiko dan Mitigasi

RisikoMitigasi
Serangan siberEnkripsi end-to-end, pemantauan SOC
Fragmentasi hukumHarmonisasi regulasi multinasional
Over-reliance on SWIFTRedundansi sistem dan fallback domestik
Ketergantungan teknisAudit berkala dan strategi exit plan

8. Evaluasi dan Monitoring

  • BI membentuk Satuan Tugas Nasional Integrasi Pembayaran Hybrid (STN-IPH).

  • Monitoring indikator:

    • Volume transaksi cross-border QRIS

    • Waktu dan biaya rata-rata transfer

    • Kepatuhan terhadap AML-CFT dan data privacy


9. Rekomendasi Penutup

Implementasi sistem hybrid QRIS-NEXUS merupakan langkah strategis untuk masa depan ekonomi digital Indonesia. Kebijakan ini mendorong sinergi nasional-global dalam sistem pembayaran digital yang lebih kompetitif, inklusif, dan berdaulat.

Studi Kasus Pembayaran Lintas Batas ASEAN (Singapura & Malaysia)

Singapura dan Malaysia telah membangun infrastruktur pembayaran berbasis kode QR nasional (PayNow di Singapura, DuitNow di Malaysia) yang kini saling terhubung. Misalnya, Malaysia mengadopsi “Malaysia National QR” (DuitNow QR) tunggal untuk semua bank/e-wallet. Inisiatif ini dilakukan oleh Monetary Authority of Singapore (MAS), Bank Negara Malaysia (BNM), dan pemangku kepentingan terkait untuk meningkatkan efisiensi, keamanan, dan inklusi finansial dalam transaksi lintas-batas.

Arsitektur Teknis dan Skema Integrasi

Setiap Instant Payment System (IPS) domestik (FAST di Singapura, RPP/DuitNow di Malaysia) dihubungkan dalam jaringan multilateral (misalnya Project Nexus dari BIS). Setiap sistem mengoperasikan Nexus Gateway untuk komunikasi lintas-negara. Pesan pembayaran menggunakan standar ISO 20022 demi interoperabilitas data. Layanan proxy resolution memetakan identifier (misal nomor ponsel atau VPA) ke rekening tujuan, sedangkan FX provider menangani konversi mata uang otomatis jika dibutuhkan. Skema Nexus juga mencakup rulebook global agar perbedaan teknis antar sistem dapat diakomodasi tanpa mendesain ulang secara total.

Lembaga dan Otoritas Terkait

  • Bank Sentral: MAS dan BNM memimpin kerja sama ini, didukung BIS Innovation Hub Singapore Centre. Kedua otoritas menyiapkan regulasi dan infrastruktur untuk linkage pembayaran.

  • Operator IPS: Banking Computer Services (BCS) mengelola FAST/PayNow, sedangkan PayNet mengelola RPP/DuitNow.

  • Penyedia Layanan Pembayaran: Bank-bank besar (misalnya DBS, OCBC, UOB di SG; Maybank, CIMB, Public Bank, Hong Leong di MY) dan e-wallet (Boost, TNG eWallet) diikutsertakan. Komitmen ini juga melibatkan institusi internasional: Bank d’Italia (ECB) turut pada proof-of-concept Nexus awal, menandakan dukungan global.

  • Skema Nasional: PayNow dan DuitNow adalah skema pembayaran nasional yang diatur regulator masing-masing, sehingga integrasi lintas-batas mendapat payung hukum yang jelas.

Kasus Singapura–Malaysia (PayNow & DuitNow)

  • QR Code untuk Merchant (Mar 2023): Pada 31 Maret 2023, MAS dan BNM meluncurkan konektivitas QR lintas-batas. Pelanggan bank terpilih dapat membayar di merchant lintas-negara hanya dengan memindai QR lokal (NETS/PayNow QR di Singapura atau DuitNow QR di Malaysia). Tahap awal melibatkan bank-bank DBS, OCBC, UOB di SG dan AmBank, CIMB, Hong Leong, Maybank, Public Bank, Razer Merchant, TNG, UOB di MY. Linkage ini juga mendukung transaksi e-commerce lintas-negara.

  • Transfer P2P Real-time (Nov 2023): Pada 17 November 2023, MAS–BNM meresmikan linkage PayNow–DuitNow untuk transfer dana person-to-person instan. Kini pengguna di kedua negara dapat mengirim uang antar-rekening dengan hanya nomor ponsel atau VPA. Fase awal melibatkan institusi seperti Maybank, CIMB, TNG di MY dan Liquid Group, Maybank Singapore, OCBC, UOB di SG. Batas harian ditetapkan (misalnya RM3.000 atau S$1.000). Linkage ini juga pertama kali memasukkan penyedia non-bank (misalnya e-money), sehingga akses pengguna lebih luas. Keduanya menegaskan kolaborasi intensif antara bank sentral, operator sistem pembayaran, dan lembaga keuangan.

Dampak bagi Konsumen dan UMKM

Penerapan kode QR nasional tunggal memudahkan transaksi lintas-batas. Ilustrasi di atas menunjukkan konsumen memindai kode “Malaysia National QR” (DuitNow) pada merchant di Malaysia. Sekali scan, pembayaran terjadi instan dalam Ringgit (dengan konversi otomatis), tanpa perlu menukar uang tunai. Bagi wisatawan dan UMKM, ini berarti transaksi menjadi cepat, aman, dan lebih murah. UMKM dapat memperluas pasarnya ke konsumen asing tanpa membuka rekening luar negeri. Managing Director MAS menyatakan bahwa koneksi QR lintas-batas ini “boosts commerce beyond borders” dan membantu usaha kecil mengakses lebih banyak konsumen. Gubernur BI menambahkan bahwa linkage ini mempercepat pembayaran, menurunkan biaya, dan meningkatkan inklusi finansial bagi UMKM di kawasan.

Efisiensi Transaksi (Biaya, Waktu, Volume)

  • Kecepatan: Semua transaksi berjalan real-time (instan), sehingga pengiriman uang lintas-batas selesai dalam hitungan detik.

  • Biaya: Relatif rendah/efisien karena menggunakan jalur pembayaran domestik (membebaskan biaya korespondensi antar-bank). Misalnya, transfer antar-akun via PayNow/DuitNow dikenakan biaya minimal sehingga lebih murah daripada metode tradisional.

  • Volume: Implementasi awal menunjukkan pertumbuhan cepat. BI melaporkan hampir 1,9 juta transaksi QR masuk dari Malaysia (ke merchant Indonesia) hingga akhir 2024. Angka tinggi ini didorong oleh tingginya kunjungan wisatawan (pra-pandemi ~12 juta kunjungan/tahun antar-SG–MY).

  • Pembatasan: Untuk alasan keamanan, diberlakukan batas harian (misal RM3.000/S$1.000 per pengguna).
    Secara keseluruhan, proses pembayaran lintas-batas menjadi cepat dan transparan, mendukung inklusi finansial mikro/UMKM.

Kebijakan dan Regulasi Pendukung

Integrasi ini didukung kebijakan nasional dan regional. Sejak akhir 2022, lima bank sentral ASEAN (termasuk BI, BNM, MAS) menandatangani MoU Regional Payment Connectivity untuk memperkuat konektivitas pembayaran. MAS dan BNM menyesuaikan regulasi agar fintech dan penyedia non-bank dapat berpartisipasi dalam linkage. Secara teknis, Nexus Blueprint menyediakan rulebook global yang menjamin format pesan (ISO 20022) dan prosedur keamanan terpenuhi. Pada skema QR, kebijakan satu kode (SGQR di SG, DuitNow QR di MY) menyederhanakan adopsi. Selain itu, kerangka transaksi mata uang lokal (Local Currency Transaction Framework) mendorong penyelesaian pembayaran dalam mata uang masing-masing.

Pelajaran dan Relevansi untuk QRIS Hybrid di Indonesia

Pengalaman Singapura–Malaysia memberi pelajaran penting bagi Indonesia. Pertama, Indonesia perlu mempertahankan QRIS sebagai standar nasional terpadu yang siap dihubungkan dengan jaringan regional. Kedua, melibatkan bank dan fintech secara menyeluruh (termasuk e-wallet) terbukti mempercepat penetrasi pasar. Ketiga, penerapan protokol internasional (misalnya ISO 20022) dan panduan teknis (seperti Nexus Blueprint) penting agar sistem domestik mudah diskalakan secara global. Untuk sistem hybrid QRIS, Indonesia dapat menambahkan fitur cross-border: mendukung pembayaran oleh QR asing (misal NETS/PayNow), menyediakan konversi mata uang otomatis, dan menetapkan limit harian wajar (seperti pada SG–MY). Dengan demikian, QRIS hybrid tidak hanya mempermudah transaksi domestik, tetapi juga memperluas akses pasar UMKM Indonesia, mendukung pariwisata, dan memperkuat integrasi keuangan ASEAN.

Lanjutan penjelasan bila sistem pembayaran lintas batas berbasis QRIS hybrid seperti di Singapura–Malaysia diterapkan di Indonesia, lengkap dengan contoh, aplikasi, implementasi, implikasi, dan solusi yang relevan:


1. Contoh Implementasi di Indonesia Saat Ini

Indonesia telah memulai langkah awal menuju integrasi QRIS lintas negara, melalui:

a. QRIS Cross-Border dengan Thailand

  • Sejak Agustus 2022, QRIS telah terintegrasi dengan PromptPay (Thailand).

  • Pengguna Thailand dapat scan QRIS di merchant Indonesia (dengan konversi otomatis ke Baht) dan sebaliknya.

  • Didukung oleh Bank Indonesia dan Bank of Thailand, serta operator sistem pembayaran seperti NAPAS, BCA, dan KBank.

  • Cocok untuk wisatawan Thailand di Bali, Medan, dan Batam.

b. QRIS Cross-Border dengan Malaysia

  • Mulai Mei 2023, QRIS sudah dapat digunakan oleh pengguna DuitNow QR di Malaysia dan sebaliknya.

  • Wisatawan Malaysia dapat membayar dengan scan QRIS di Indonesia dan merchant Malaysia menerima pembayaran dari pengguna QRIS Indonesia.

  • Didukung oleh BI, BNM, PayNet, dan beberapa bank besar (Mandiri, BNI, CIMB, dll).

c. Inisiatif dengan Singapura

  • Indonesia dan Singapura menandatangani kerja sama untuk konektivitas pembayaran lintas batas (PayNow–QRIS).

  • Fase integrasi penuh masih dalam tahap uji coba (pilot), ditargetkan berjalan pada akhir 2025.


2. Aplikasi dan Teknologi Pendukung

a. Aplikasi Domestik yang Siap Mendukung Cross-Border

  • Gojek (GoPay): sudah digunakan dalam QRIS lintas batas.

  • OVO, DANA, LinkAja: sudah dapat memproses QRIS dan sedang disiapkan mendukung transaksi lintas negara.

  • BRImo, Livin’ by Mandiri, BCA Mobile: bank besar yang akan menjadi tulang punggung dalam interoperabilitas pembayaran luar negeri.

b. Teknologi Kunci

  • Kode QR Dinamis (Dynamic QR): dapat menghitung nilai tukar otomatis dan mempercepat checkout.

  • ISO 20022 Message Format: untuk integrasi antar sistem pembayaran lintas negara.

  • Real-Time Retail Payment System (BI-FAST): dapat digunakan sebagai backbone pengiriman dana domestik maupun lintas batas.

  • Proxy Addressing (Nomor HP, e-wallet ID): memungkinkan kirim uang hanya dengan nomor.


3. Implikasi Positif

a. Bagi Konsumen

  • Tak perlu lagi menukar uang tunai di money changer.

  • Pembayaran aman, cepat, langsung dalam mata uang lokal (tanpa biaya tinggi).

  • Cocok untuk wisatawan, pekerja migran, pelajar ASEAN.

b. Bagi UMKM

  • UMKM di daerah wisata (Bali, Batam, Jogja, Medan) bisa menerima pembayaran dari turis asing tanpa membuka rekening luar negeri.

  • Potensi kenaikan omzet 20–30% karena pelanggan dari luar negeri dapat membayar langsung.

c. Bagi Industri Keuangan

  • Meningkatkan volume transaksi digital lintas batas.

  • Menurunkan biaya operasional pembayaran internasional.

  • Mendorong inovasi (misalnya multi-currency wallet seperti Flip, Transfez, Wise, dll).


4. Tantangan dan Solusi

TantanganSolusi Strategis
Perbedaan kurs dan nilai tukarIntegrasi real-time FX provider di backend (misal BI kerja sama dengan Bloomberg/Reuters)
Isu keamanan dan fraud lintas negaraTerapkan biometrik, OTP, dan fraud detection AI
Regulasi perbankan dan pajak berbedaHarmonisasi kebijakan di bawah ASEAN Payments Connectivity Framework
Infrastruktur belum merata (NTT, Papua)Perluas jangkauan internet dan QRIS melalui satelit dan kerjasama operator
Literasi pengguna dan merchant rendahSosialisasi QRIS lintas negara lewat pelatihan UMKM dan pariwisata lokal

5. Solusi QRIS Hybrid di Indonesia

QRIS Hybrid yang menggabungkan sistem lokal dan cross-border dapat diimplementasikan dengan:

  • Layer domestik: untuk transaksi lokal dengan dukungan BI-FAST, QRIS Dinamis, dan integrasi e-wallet.

  • Layer regional/global: terkoneksi melalui Nexus Gateway milik BI, menggunakan standar ISO 20022, proxy ID, dan real-time settlement.

Skenario pengguna:

Turis Malaysia datang ke Bali, makan di warung lokal. Ia scan QRIS dengan aplikasi DuitNow. Konversi otomatis dilakukan, warung menerima Rupiah, turis membayar dalam Ringgit – semua instan, aman, dan tanpa konversi manual.


6. Contoh Strategi Nasional: “QRIS ASEAN+”

Untuk masa depan, Indonesia dapat mengusulkan:

  • QRIS ASEAN+: standar QR lintas negara ASEAN (dan mitra Asia lainnya: Jepang, Korea, India).

  • BI bekerja sama dengan BIS Innovation Hub, MAS, BNM, BOT dan lainnya untuk membentuk clearinghouse bersama.

  • Platform ini bisa mendukung: QR cross-border, transfer instan lintas negara, e-commerce lintas batas, dan bahkan remitansi pekerja migran.



Riset, pengembangan, dan rekayasa jamu dengan tanaman obat dalam zat aktif untuk melawan penyakit dalam biologi molekuler

Riset, pengembangan, dan rekayasa jamu berbasis tanaman obat dengan fokus pada zat aktif untuk melawan penyakit  dalam  kerangka biologi mol...