Integrasi QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) ke dalam Proyek Nexus yang dikoordinasikan oleh Bank for International Settlements (BIS) dan Swiss memiliki implikasi strategis bagi sistem pembayaran Indonesia. Proyek Nexus bertujuan untuk menyatukan sistem pembayaran instan antarnegara, memungkinkan transaksi lintas batas yang lebih cepat, murah, dan efisien.
Keuntungan Integrasi QRIS ke dalam Proyek Nexus
-
Standardisasi Infrastruktur Pembayaran Global
Dengan bergabung dalam Nexus, QRIS dapat terhubung langsung dengan sistem pembayaran instan negara lain melalui satu koneksi standar. Hal ini mengurangi kebutuhan akan integrasi bilateral yang kompleks dan mempercepat adopsi pembayaran lintas negara. -
Efisiensi Biaya dan Waktu
Nexus memungkinkan transaksi lintas negara diselesaikan dalam hitungan detik, 24/7, sepanjang tahun. Ini mengurangi biaya operasional dan meningkatkan efisiensi bagi pelaku usaha dan konsumen. -
Mendorong Penggunaan Mata Uang Lokal
Integrasi ini mendukung inisiatif ASEAN untuk meningkatkan transaksi menggunakan mata uang lokal, mengurangi ketergantungan pada dolar AS, dan memperkuat stabilitas ekonomi regional. -
Peningkatan Akses bagi UMKM
UMKM di Indonesia dapat lebih mudah mengakses pasar internasional dengan biaya transaksi yang lebih rendah dan proses yang lebih sederhana, memperluas peluang bisnis mereka.
Tantangan dan Potensi Kerugian
-
Ketergantungan pada Infrastruktur Global
Integrasi ke dalam sistem global seperti Nexus dapat meningkatkan ketergantungan pada infrastruktur dan kebijakan yang ditentukan oleh entitas internasional, yang mungkin tidak selalu sejalan dengan kepentingan nasional. -
Risiko Keamanan dan Privasi Data
Transaksi lintas negara melalui platform global meningkatkan risiko keamanan siber dan potensi pelanggaran privasi data, terutama jika standar keamanan tidak seragam di semua negara peserta. -
Kompleksitas Regulasi
Perbedaan regulasi antarnegara dapat menimbulkan tantangan dalam implementasi dan operasionalisasi sistem pembayaran lintas batas, memerlukan koordinasi yang intensif antarotoritas. -
Persaingan dengan Sistem Pembayaran Domestik
Integrasi ke dalam Nexus dapat memunculkan persaingan antara sistem pembayaran domestik dan internasional, yang mungkin mempengaruhi keberlanjutan dan kemandirian sistem seperti QRIS.
Konsep dan Implementasi
-
Konsep: Nexus dirancang untuk menjadi platform penghubung antar sistem pembayaran instan domestik, memungkinkan interoperabilitas dan efisiensi dalam transaksi lintas negara.
-
Implementasi: Bank Indonesia, bersama dengan bank sentral dari Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand, bekerja sama dalam Proyek Nexus untuk mengintegrasikan sistem pembayaran mereka, termasuk QRIS, ke dalam platform ini.
Perbandingan dengan Sistem Lain
-
QRIS: Fokus pada transaksi domestik dengan integrasi beberapa sistem pembayaran lokal.
-
Nexus: Menargetkan interoperabilitas global antar sistem pembayaran instan, memungkinkan transaksi lintas negara yang lebih efisien.
Kesimpulan
Integrasi QRIS ke dalam Proyek Nexus menawarkan peluang besar untuk meningkatkan efisiensi dan jangkauan sistem pembayaran Indonesia di kancah internasional. Namun, penting untuk mempertimbangkan tantangan yang mungkin timbul, terutama terkait dengan keamanan, regulasi, dan kemandirian sistem pembayaran domestik. Strategi yang matang dan koordinasi yang erat antar pemangku kepentingan diperlukan untuk memaksimalkan manfaat dan memitigasi risiko dari integrasi ini.
Besar mana keuntungan dan kerugiannya, dibanding QRIS jalan sendiri ?
![]() |
Diagram arsitektur sistem Hybrid |
CONTOH Whitepaper Kebijakan Implementasi Sistem Pembayaran QRIS Hybrid melalui Integrasi denganNEXUS SWIFT
Rancangan awal whitepaper kebijakan resmi untuk Implementasi Sistem Pembayaran QRIS Hybrid melalui Integrasi dengan NEXUS SWIFT. Dokumen ini bersifat struktural dan dapat dikembangkan menjadi kebijakan resmi untuk Bank Indonesia, regulator regional, atau otoritas keuangan lain.
WHITEPAPER KEBIJAKAN
Implementasi Sistem Pembayaran Hybrid QRIS dan NEXUS SWIFT
1. Ringkasan Eksekutif
Whitepaper ini mengusulkan kebijakan nasional untuk mengadopsi pendekatan hybrid dalam integrasi QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) dengan platform pembayaran lintas negara NEXUS milik SWIFT. Pendekatan ini bertujuan memperkuat interoperabilitas sistem pembayaran domestik dan global secara aman, efisien, dan inklusif.
2. Latar Belakang dan Konteks
-
QRIS telah menjadi standar nasional pembayaran digital Indonesia sejak 2019.
-
NEXUS dikembangkan oleh SWIFT sebagai kerangka interoperabilitas antar sistem pembayaran real-time lintas negara.
-
Tantangan utama sistem domestik berjalan sendiri: keterbatasan jangkauan global, fragmentasi integrasi bilateral, dan efisiensi yang menurun pada skala besar.
-
Solusi: Pendekatan hybrid yang menggabungkan keunggulan kontrol nasional dan konektivitas global.
3. Tujuan Kebijakan
-
Meningkatkan inklusi keuangan lintas negara.
-
Menjamin keberlanjutan ekosistem QRIS secara global.
-
Menciptakan sistem pembayaran lintas negara yang efisien, murah, dan andal.
-
Menjaga kedaulatan data dan kontrol sistem domestik.
4. Prinsip Dasar
-
Hybrid Architecture: QRIS tetap sebagai sistem inti domestik, terhubung melalui gateway ke platform NEXUS.
-
Federated Governance: Tata kelola multi-level antara BI, anggota ASEAN, dan SWIFT.
-
Data Sovereignty: Proteksi data pengguna Indonesia diatur oleh hukum nasional.
-
Agility and Compliance: Penyesuaian terhadap ISO 20022, FATF, AML-CFT, dan kebijakan domestik.
5. Strategi Implementasi
5.1. Tahapan Implementasi
-
Fase 1 – Integrasi Gateway (2025):
-
Pembangunan NEXUS-QRIS Gateway oleh BI & ASPI.
-
Penyesuaian protokol komunikasi & API.
-
-
Fase 2 – Pilot Bilateral/Multilateral (2026):
-
Uji coba dengan Singapura, Malaysia, dan Thailand.
-
Pengukuran latensi, throughput, efisiensi biaya.
-
-
Fase 3 – Operasional Penuh & Ekspansi (2027–2028):
-
Ekspansi ke mitra global NEXUS (misal: India, UEA).
-
Penyesuaian pada pengawasan lintas yurisdiksi.
-
5.2. Pilar Teknis
-
Arsitektur Sistem Hybrid (lihat diagram):
-
Front-end: Merchant/consumer QR scanner (QRIS-compatible).
-
Mid-layer: QRIS Core, Switching Engine, Risk Engine.
-
Interlink: Nexus Gateway Module + Settlement Agent (LPS/BI).
-
Back-end: NEXUS Hubs dan mitra luar negeri (GPI/SWIFTNet).
-
-
Keamanan dan Kepatuhan:
-
Protokol E2EE, compliance ISO 27001, monitoring AML real-time.
-
-
Infrastruktur Pendukung:
-
Cloud-native modular infrastructure, sandbox pengujian, dan koneksi DRC.
-
6. Kebijakan Tata Kelola
-
Otoritas Nasional: Bank Indonesia tetap regulator utama.
-
Kerja Sama Internasional: Partisipasi dalam NEXUS Governance Forum.
-
Standardisasi: Adopsi ISO 20022 dan harmonisasi KYC antar negara.
-
SOP & SLA: Ditetapkan bersama mitra untuk waktu settlement, dispute handling, dan keamanan.
7. Analisis Keuntungan dan Risiko
Keuntungan
-
Biaya transaksi lintas negara lebih rendah.
-
Kecepatan dan efisiensi tinggi.
-
Akses UMKM Indonesia ke pasar global meningkat.
-
Posisi strategis Indonesia dalam arsitektur keuangan ASEAN & global.
Risiko dan Mitigasi
Risiko | Mitigasi |
---|---|
Serangan siber | Enkripsi end-to-end, pemantauan SOC |
Fragmentasi hukum | Harmonisasi regulasi multinasional |
Over-reliance on SWIFT | Redundansi sistem dan fallback domestik |
Ketergantungan teknis | Audit berkala dan strategi exit plan |
8. Evaluasi dan Monitoring
-
BI membentuk Satuan Tugas Nasional Integrasi Pembayaran Hybrid (STN-IPH).
-
Monitoring indikator:
-
Volume transaksi cross-border QRIS
-
Waktu dan biaya rata-rata transfer
-
Kepatuhan terhadap AML-CFT dan data privacy
-
9. Rekomendasi Penutup
Implementasi sistem hybrid QRIS-NEXUS merupakan langkah strategis untuk masa depan ekonomi digital Indonesia. Kebijakan ini mendorong sinergi nasional-global dalam sistem pembayaran digital yang lebih kompetitif, inklusif, dan berdaulat.
Studi Kasus Pembayaran Lintas Batas ASEAN (Singapura & Malaysia)
Singapura dan Malaysia telah membangun infrastruktur pembayaran berbasis kode QR nasional (PayNow di Singapura, DuitNow di Malaysia) yang kini saling terhubung. Misalnya, Malaysia mengadopsi “Malaysia National QR” (DuitNow QR) tunggal untuk semua bank/e-wallet. Inisiatif ini dilakukan oleh Monetary Authority of Singapore (MAS), Bank Negara Malaysia (BNM), dan pemangku kepentingan terkait untuk meningkatkan efisiensi, keamanan, dan inklusi finansial dalam transaksi lintas-batas.
Arsitektur Teknis dan Skema Integrasi
Setiap Instant Payment System (IPS) domestik (FAST di Singapura, RPP/DuitNow di Malaysia) dihubungkan dalam jaringan multilateral (misalnya Project Nexus dari BIS). Setiap sistem mengoperasikan Nexus Gateway untuk komunikasi lintas-negara. Pesan pembayaran menggunakan standar ISO 20022 demi interoperabilitas data. Layanan proxy resolution memetakan identifier (misal nomor ponsel atau VPA) ke rekening tujuan, sedangkan FX provider menangani konversi mata uang otomatis jika dibutuhkan. Skema Nexus juga mencakup rulebook global agar perbedaan teknis antar sistem dapat diakomodasi tanpa mendesain ulang secara total.
Lembaga dan Otoritas Terkait
-
Bank Sentral: MAS dan BNM memimpin kerja sama ini, didukung BIS Innovation Hub Singapore Centre. Kedua otoritas menyiapkan regulasi dan infrastruktur untuk linkage pembayaran.
-
Operator IPS: Banking Computer Services (BCS) mengelola FAST/PayNow, sedangkan PayNet mengelola RPP/DuitNow.
-
Penyedia Layanan Pembayaran: Bank-bank besar (misalnya DBS, OCBC, UOB di SG; Maybank, CIMB, Public Bank, Hong Leong di MY) dan e-wallet (Boost, TNG eWallet) diikutsertakan. Komitmen ini juga melibatkan institusi internasional: Bank d’Italia (ECB) turut pada proof-of-concept Nexus awal, menandakan dukungan global.
-
Skema Nasional: PayNow dan DuitNow adalah skema pembayaran nasional yang diatur regulator masing-masing, sehingga integrasi lintas-batas mendapat payung hukum yang jelas.
Kasus Singapura–Malaysia (PayNow & DuitNow)
-
QR Code untuk Merchant (Mar 2023): Pada 31 Maret 2023, MAS dan BNM meluncurkan konektivitas QR lintas-batas. Pelanggan bank terpilih dapat membayar di merchant lintas-negara hanya dengan memindai QR lokal (NETS/PayNow QR di Singapura atau DuitNow QR di Malaysia). Tahap awal melibatkan bank-bank DBS, OCBC, UOB di SG dan AmBank, CIMB, Hong Leong, Maybank, Public Bank, Razer Merchant, TNG, UOB di MY. Linkage ini juga mendukung transaksi e-commerce lintas-negara.
-
Transfer P2P Real-time (Nov 2023): Pada 17 November 2023, MAS–BNM meresmikan linkage PayNow–DuitNow untuk transfer dana person-to-person instan. Kini pengguna di kedua negara dapat mengirim uang antar-rekening dengan hanya nomor ponsel atau VPA. Fase awal melibatkan institusi seperti Maybank, CIMB, TNG di MY dan Liquid Group, Maybank Singapore, OCBC, UOB di SG. Batas harian ditetapkan (misalnya RM3.000 atau S$1.000). Linkage ini juga pertama kali memasukkan penyedia non-bank (misalnya e-money), sehingga akses pengguna lebih luas. Keduanya menegaskan kolaborasi intensif antara bank sentral, operator sistem pembayaran, dan lembaga keuangan.
Dampak bagi Konsumen dan UMKM
Efisiensi Transaksi (Biaya, Waktu, Volume)
-
Kecepatan: Semua transaksi berjalan real-time (instan), sehingga pengiriman uang lintas-batas selesai dalam hitungan detik.
-
Biaya: Relatif rendah/efisien karena menggunakan jalur pembayaran domestik (membebaskan biaya korespondensi antar-bank). Misalnya, transfer antar-akun via PayNow/DuitNow dikenakan biaya minimal sehingga lebih murah daripada metode tradisional.
-
Volume: Implementasi awal menunjukkan pertumbuhan cepat. BI melaporkan hampir 1,9 juta transaksi QR masuk dari Malaysia (ke merchant Indonesia) hingga akhir 2024. Angka tinggi ini didorong oleh tingginya kunjungan wisatawan (pra-pandemi ~12 juta kunjungan/tahun antar-SG–MY).
-
Pembatasan: Untuk alasan keamanan, diberlakukan batas harian (misal RM3.000/S$1.000 per pengguna).
Secara keseluruhan, proses pembayaran lintas-batas menjadi cepat dan transparan, mendukung inklusi finansial mikro/UMKM.
Kebijakan dan Regulasi Pendukung
Integrasi ini didukung kebijakan nasional dan regional. Sejak akhir 2022, lima bank sentral ASEAN (termasuk BI, BNM, MAS) menandatangani MoU Regional Payment Connectivity untuk memperkuat konektivitas pembayaran. MAS dan BNM menyesuaikan regulasi agar fintech dan penyedia non-bank dapat berpartisipasi dalam linkage. Secara teknis, Nexus Blueprint menyediakan rulebook global yang menjamin format pesan (ISO 20022) dan prosedur keamanan terpenuhi. Pada skema QR, kebijakan satu kode (SGQR di SG, DuitNow QR di MY) menyederhanakan adopsi. Selain itu, kerangka transaksi mata uang lokal (Local Currency Transaction Framework) mendorong penyelesaian pembayaran dalam mata uang masing-masing.
Pelajaran dan Relevansi untuk QRIS Hybrid di Indonesia
Pengalaman Singapura–Malaysia memberi pelajaran penting bagi Indonesia. Pertama, Indonesia perlu mempertahankan QRIS sebagai standar nasional terpadu yang siap dihubungkan dengan jaringan regional. Kedua, melibatkan bank dan fintech secara menyeluruh (termasuk e-wallet) terbukti mempercepat penetrasi pasar. Ketiga, penerapan protokol internasional (misalnya ISO 20022) dan panduan teknis (seperti Nexus Blueprint) penting agar sistem domestik mudah diskalakan secara global. Untuk sistem hybrid QRIS, Indonesia dapat menambahkan fitur cross-border: mendukung pembayaran oleh QR asing (misal NETS/PayNow), menyediakan konversi mata uang otomatis, dan menetapkan limit harian wajar (seperti pada SG–MY). Dengan demikian, QRIS hybrid tidak hanya mempermudah transaksi domestik, tetapi juga memperluas akses pasar UMKM Indonesia, mendukung pariwisata, dan memperkuat integrasi keuangan ASEAN.
Lanjutan penjelasan bila sistem pembayaran lintas batas berbasis QRIS hybrid seperti di Singapura–Malaysia diterapkan di Indonesia, lengkap dengan contoh, aplikasi, implementasi, implikasi, dan solusi yang relevan:
1. Contoh Implementasi di Indonesia Saat Ini
Indonesia telah memulai langkah awal menuju integrasi QRIS lintas negara, melalui:
a. QRIS Cross-Border dengan Thailand
-
Sejak Agustus 2022, QRIS telah terintegrasi dengan PromptPay (Thailand).
-
Pengguna Thailand dapat scan QRIS di merchant Indonesia (dengan konversi otomatis ke Baht) dan sebaliknya.
-
Didukung oleh Bank Indonesia dan Bank of Thailand, serta operator sistem pembayaran seperti NAPAS, BCA, dan KBank.
-
Cocok untuk wisatawan Thailand di Bali, Medan, dan Batam.
b. QRIS Cross-Border dengan Malaysia
-
Mulai Mei 2023, QRIS sudah dapat digunakan oleh pengguna DuitNow QR di Malaysia dan sebaliknya.
-
Wisatawan Malaysia dapat membayar dengan scan QRIS di Indonesia dan merchant Malaysia menerima pembayaran dari pengguna QRIS Indonesia.
-
Didukung oleh BI, BNM, PayNet, dan beberapa bank besar (Mandiri, BNI, CIMB, dll).
c. Inisiatif dengan Singapura
-
Indonesia dan Singapura menandatangani kerja sama untuk konektivitas pembayaran lintas batas (PayNow–QRIS).
-
Fase integrasi penuh masih dalam tahap uji coba (pilot), ditargetkan berjalan pada akhir 2025.
2. Aplikasi dan Teknologi Pendukung
a. Aplikasi Domestik yang Siap Mendukung Cross-Border
-
Gojek (GoPay): sudah digunakan dalam QRIS lintas batas.
-
OVO, DANA, LinkAja: sudah dapat memproses QRIS dan sedang disiapkan mendukung transaksi lintas negara.
-
BRImo, Livin’ by Mandiri, BCA Mobile: bank besar yang akan menjadi tulang punggung dalam interoperabilitas pembayaran luar negeri.
b. Teknologi Kunci
-
Kode QR Dinamis (Dynamic QR): dapat menghitung nilai tukar otomatis dan mempercepat checkout.
-
ISO 20022 Message Format: untuk integrasi antar sistem pembayaran lintas negara.
-
Real-Time Retail Payment System (BI-FAST): dapat digunakan sebagai backbone pengiriman dana domestik maupun lintas batas.
-
Proxy Addressing (Nomor HP, e-wallet ID): memungkinkan kirim uang hanya dengan nomor.
3. Implikasi Positif
a. Bagi Konsumen
-
Tak perlu lagi menukar uang tunai di money changer.
-
Pembayaran aman, cepat, langsung dalam mata uang lokal (tanpa biaya tinggi).
-
Cocok untuk wisatawan, pekerja migran, pelajar ASEAN.
b. Bagi UMKM
-
UMKM di daerah wisata (Bali, Batam, Jogja, Medan) bisa menerima pembayaran dari turis asing tanpa membuka rekening luar negeri.
-
Potensi kenaikan omzet 20–30% karena pelanggan dari luar negeri dapat membayar langsung.
c. Bagi Industri Keuangan
-
Meningkatkan volume transaksi digital lintas batas.
-
Menurunkan biaya operasional pembayaran internasional.
-
Mendorong inovasi (misalnya multi-currency wallet seperti Flip, Transfez, Wise, dll).
4. Tantangan dan Solusi
Tantangan | Solusi Strategis |
---|---|
Perbedaan kurs dan nilai tukar | Integrasi real-time FX provider di backend (misal BI kerja sama dengan Bloomberg/Reuters) |
Isu keamanan dan fraud lintas negara | Terapkan biometrik, OTP, dan fraud detection AI |
Regulasi perbankan dan pajak berbeda | Harmonisasi kebijakan di bawah ASEAN Payments Connectivity Framework |
Infrastruktur belum merata (NTT, Papua) | Perluas jangkauan internet dan QRIS melalui satelit dan kerjasama operator |
Literasi pengguna dan merchant rendah | Sosialisasi QRIS lintas negara lewat pelatihan UMKM dan pariwisata lokal |
5. Solusi QRIS Hybrid di Indonesia
QRIS Hybrid yang menggabungkan sistem lokal dan cross-border dapat diimplementasikan dengan:
-
Layer domestik: untuk transaksi lokal dengan dukungan BI-FAST, QRIS Dinamis, dan integrasi e-wallet.
-
Layer regional/global: terkoneksi melalui Nexus Gateway milik BI, menggunakan standar ISO 20022, proxy ID, dan real-time settlement.
Skenario pengguna:
Turis Malaysia datang ke Bali, makan di warung lokal. Ia scan QRIS dengan aplikasi DuitNow. Konversi otomatis dilakukan, warung menerima Rupiah, turis membayar dalam Ringgit – semua instan, aman, dan tanpa konversi manual.
6. Contoh Strategi Nasional: “QRIS ASEAN+”
Untuk masa depan, Indonesia dapat mengusulkan:
-
QRIS ASEAN+: standar QR lintas negara ASEAN (dan mitra Asia lainnya: Jepang, Korea, India).
-
BI bekerja sama dengan BIS Innovation Hub, MAS, BNM, BOT dan lainnya untuk membentuk clearinghouse bersama.
-
Platform ini bisa mendukung: QR cross-border, transfer instan lintas negara, e-commerce lintas batas, dan bahkan remitansi pekerja migran.